Pastinya, tidak banyak yang menyangka jika investasi properti di Indonesia menjadi yang terbaik di dunia. Ya, berita ini bukan omong kosong. Bisnis properti di Indonesia menjadi yang terbaik di dunia karena didukung tiga faktor:
Pertama, jumlah penduduk yang belum memiliki rumah tinggal ternyata sangat banyak. Saat ini saja masih terdapat 14 juta keluarga dari 61 juta keluarga yang belum mempunyai rumah tinggal.
Kedua, pemerintah tidak mampu mensuplai seluruh kebutuhan rumah. Saat ini permintaan rumah sudah mencapai 900 ribu unit per tahunnya. Namun pemerintah baru sanggup memenuhi 80 ribu unit saja dalam satu tahunnya.
Ketiga, semua segmen terbuka luas. Peluang investasi terbuka untuk semua segmen properti di Indonesia, mulai dari kelas bawah hingga atas. Berbeda halnya dengan kondisi di luar negeri. Di sana segmen kelas menengah ke bawah sepenuhnya dikuasai oleh pemerintah.
Sebenarnya bisnis properti sempat mengalami pasang surut. Khususnya setelah terjadi krisis ekonomi pada tahun 2008 lalu. Namun pasca krisis tersebut, bisnis properti kembali bangkit. Dan terbukti pada tahun 2011 lalu, pertumbuhan bisnis properti mengalami kenaikan yang sangat signifikan. Menariknya lagi, bisnis properti tidak lagi didominasi oleh kawasan kota-kota besar seperti Jakarta. Sebelumnya bisnis properti memang hanya dimonopoli oleh kota-kota metropolis saja. Namun kini tidak lagi demikian. Trend bisnis properti telah membuka peluang investasi hingga ke daerah. Para investor melihat bahwa daya beli masyarakat di daerah pun tidak kalah dengan masyarakat di kota. Selain itu, masyarakat di daerah juga memiliki preferensi sebagaimana masyarakat kota. Mereka sama-sama menginginkan rumah tinggal yang nyaman sekaligus memberikan prestis. Walhasil, pembangunan sejumlah proyek prestisius dalam bidang properti tidak hanya ditemui di kota-kota metropolis. Sejumlah kota di daerah pun tidak mau ketinggalan. Sejumlah proyek properti prestisius juga mulai merambah daerah.
Permintaan rumah tinggal mewah di daerah memang seiring dengan pertumbuhan daerah tersebut. Oleh karena itu permintaan antar daerah bisa jadi akan berbeda-beda. Hal inilah yang dicermati oleh para investor. Setelah kompetisi bisnis properti di kota metropolis semisal Jakarta semakin menyisakan keuntungan sedikit, para investor berusaha mengalihkan target. Dan akhirnya mereka melihat peluang investasi bisnis properti semakin terbuka di daerah. Mengapa? Karena kemungkinan mereka bisa menjadi pemain tunggal di bidang properti lebih terbuka luas. Jadi, bisnis properti di daerah bisa dikatakan minim pesaing. Walhasil, para investor kini mulai melirik daerah-daerah yang berpotensi menjadi pusat bisnis. Misalnya saja daerah yang kaya sumber daya alamnya seperti Bali dan Pekanbaru.
Agar peluang investasi properti di daerah benar-benar memberikan limpahan keuntungan, para investor harus tetap memperhatikan kebutuhan pasar serta kondisi setempat. Bagaimanapun juga, setiap daerah tentu memiliki karakteristik yang berbeda.
Pertama, jumlah penduduk yang belum memiliki rumah tinggal ternyata sangat banyak. Saat ini saja masih terdapat 14 juta keluarga dari 61 juta keluarga yang belum mempunyai rumah tinggal.
Kedua, pemerintah tidak mampu mensuplai seluruh kebutuhan rumah. Saat ini permintaan rumah sudah mencapai 900 ribu unit per tahunnya. Namun pemerintah baru sanggup memenuhi 80 ribu unit saja dalam satu tahunnya.
Ketiga, semua segmen terbuka luas. Peluang investasi terbuka untuk semua segmen properti di Indonesia, mulai dari kelas bawah hingga atas. Berbeda halnya dengan kondisi di luar negeri. Di sana segmen kelas menengah ke bawah sepenuhnya dikuasai oleh pemerintah.
Sebenarnya bisnis properti sempat mengalami pasang surut. Khususnya setelah terjadi krisis ekonomi pada tahun 2008 lalu. Namun pasca krisis tersebut, bisnis properti kembali bangkit. Dan terbukti pada tahun 2011 lalu, pertumbuhan bisnis properti mengalami kenaikan yang sangat signifikan. Menariknya lagi, bisnis properti tidak lagi didominasi oleh kawasan kota-kota besar seperti Jakarta. Sebelumnya bisnis properti memang hanya dimonopoli oleh kota-kota metropolis saja. Namun kini tidak lagi demikian. Trend bisnis properti telah membuka peluang investasi hingga ke daerah. Para investor melihat bahwa daya beli masyarakat di daerah pun tidak kalah dengan masyarakat di kota. Selain itu, masyarakat di daerah juga memiliki preferensi sebagaimana masyarakat kota. Mereka sama-sama menginginkan rumah tinggal yang nyaman sekaligus memberikan prestis. Walhasil, pembangunan sejumlah proyek prestisius dalam bidang properti tidak hanya ditemui di kota-kota metropolis. Sejumlah kota di daerah pun tidak mau ketinggalan. Sejumlah proyek properti prestisius juga mulai merambah daerah.
Permintaan rumah tinggal mewah di daerah memang seiring dengan pertumbuhan daerah tersebut. Oleh karena itu permintaan antar daerah bisa jadi akan berbeda-beda. Hal inilah yang dicermati oleh para investor. Setelah kompetisi bisnis properti di kota metropolis semisal Jakarta semakin menyisakan keuntungan sedikit, para investor berusaha mengalihkan target. Dan akhirnya mereka melihat peluang investasi bisnis properti semakin terbuka di daerah. Mengapa? Karena kemungkinan mereka bisa menjadi pemain tunggal di bidang properti lebih terbuka luas. Jadi, bisnis properti di daerah bisa dikatakan minim pesaing. Walhasil, para investor kini mulai melirik daerah-daerah yang berpotensi menjadi pusat bisnis. Misalnya saja daerah yang kaya sumber daya alamnya seperti Bali dan Pekanbaru.
Agar peluang investasi properti di daerah benar-benar memberikan limpahan keuntungan, para investor harus tetap memperhatikan kebutuhan pasar serta kondisi setempat. Bagaimanapun juga, setiap daerah tentu memiliki karakteristik yang berbeda.
Sumber: http://idestaff.com/investasi/investasi-properti/
No comments:
Post a Comment